Pada minggu ke tiga ibu arlinah menyuruh kami untuk membagi kelompok kecil untuk membahas perbedaan budaya yang ada di tiap daerah masing – masing. Kebetula di kelompokku ada anak dari semarang dan surabaya. Pada kelompok tersebut aku dan anggota kelompok mencari perbedaan masing – masing budaya dalam daerah masing – masing. Setelah dirundingkan ternyata banyak sekali perbedaan – perbedaan yang ada di tiap daerah masing – masing. Mulai dari cara bicara, tingkah laku, kebiasaan dll.
Cultural differences yang terjadi diantara daerah – daerah tersebut ternyata dapat disebabkan karena empat hal yaitu, power distances, Individual vs collectivist, masculine vs feminine, dan high vs low context.
Power distances merupakan perbedaan budaya karena adanya perbedaan kekuasaan antara kedua pihak. Misalnya power distances antara pemerintah dan rakyat. Pemerintah memiliki kekuasaan lebih untuk mengatur negara sedangkan rakyat tidak mendapatkan wewenang untuk melakukan hal lebih seperti pemerintah. Kebanyakan High power culture hanya dimiliki oleh sebagian orang seperti pejabat – pejabat pemerintah sedangkan low power culture dimiliki hampir kebanyakan orang seperti rakyat.
Individual vs collectivist adalah perbedaan budaya tentang keinginan individu tidak ingin memikirkan orang lain dan individu yang mementingkan atau perhatian terhadap orang lain. Individual lebih kepada ingin mandiri dan tidak suka perhatian terhadap orang lain. Sedangkan collectivist merupakan individu yang lebih senang berinteraksi dan memperhatikan orang lain.
Masculine vs feminine bukan tentang pria dan wanita. Tetapi membahas tentang bagaimana seseorang tersebut menjalani hidupnya. Misalnya untuk masculine, orang tersebut penuh semangat dan ambisius dalam memcapai tujuan – tujuan dalam hidupnya. Jika feminine, orang itu lebih bersifat pasrah dan kalem dalam mencapai tujuan – tujuan hidupnya.
Cultural differences terakhir adalah high vs low context yaitu perbedaan dalam menanggapi sesuatu hal. Misalnya jika high context, ia lebih cepat paham materi atau maksud dari yang dibicarakan. Sedangkan low context ia lebih cenderung tidak mengerti dan salah paham menanggapi maksud lawan bicaranya.
Kami juga mendramakan topik – topik diatas dengan masing – masing kelompok. Tiap kelompok mendramakan dengan sangat baik. Pesan yang ingin disampaikan juga sangat jelas sesuai dengan topiknya.
Dari keseluruhan cultural differences tersebut dapat disimpulkan bahwa seluruh budaya di tiap daerah dapat dipengaruhi salah satu cultural differences tersebut. Tiap daerah juga pasti memiliki cultural differences khas sendiri yang tidak dapat disamakan dengan budaya daerah lain.
No comments:
Post a Comment